Rabu, 25 Juni 2014

TENUN MELAYU


TENUN MELAYU 
Dosen Pembimbing :Tety Kurmalasari,M.Sc
             Mata kuliah            : Tradisi Melayu



Di Sussun Oleh :
ISTIQOMAH
130388201050



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat dan karuniaNya sehingga saya bias menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang Tenun Melayu .Semoga makalah ini bermanfaat tidak hanya bagi penulis juga bagi pihak-pihak yang berkepentingan, baik sebagai masukan .
Disadari bahwa dalam penulisan makalah ini, banyak pihak-pihak yang sudah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan sangat mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan segala kritikan dan saran yang bersifat membangun , demi suatu kepuasan.
Akhir kata dengan kerendahan hati semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk  semua, Amin.




                                                                                    Tanjungpinang,15 june 2014


                                                                                                       Penulis



DAFTAR ISI

Kata pengantar................................................................................................................... 2
Daftar isi............................................................................................................................ 3
       BAB 1 Pendahuluan
      BAB II Pembahasan
a.Pengertian corak.............................................................................................................. 5
b.Sumber corak.................................................................................................................. 5
c. Nama-nama corak.......................................................................................................... 6
d. Makna dan falsafah corak............................................................................................. 8
e. Pemanfaatan corak........................................................................................................ 15
f. Pantang larang pemakaian corak................................................................................... 15
       BAB III Penutup
Kesimpulan ...................................................................................................................... 16
Daftar pustaka.................................................................................................................. 16







BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
    Aneka ragam tenun dikembangkan manusia, antara lain untuk memenuhi keperluan hidupnya akan pakaian dan berbagai keperluan lainnya. Masyarakat Melayu dikenal sebagai masyarakat yang kaya akan khazanah kebudayaan. Salah satu unsure kebudayaan melayu adalah tenun. Dalam masyarakat melayu pakaian tidak semata-mata berfungsi untuk melindungi tubuh dari panas dan dingin.
  Pakaian melayu harus memiliki kualitas kecantikan seri gunung dan seri pantai pakaian harus indah dilihat dari jauh dan indah dilihat dari dekat. Dengan demikian corak ragi tenun  melayu tidaklah dibuat begitu saja ,tetapi menyandang lambing-lambang tertentu.Sesungguhnya,aneka ragam corak dan ragi tenunun dapat dimodifikasi sesuai dengan perkembangan  zaman.Dengan demikian , perkembangan  kain tenunan itu akan selalu sesuai dengan selera konsumen.

1.2   Rumusan Masalah
a.       Pengertian corak?
b.      Sumber corak ?
c.       Nama-nama corak?
d.      Makna dan falsafah corak?
e.       Pemanfaatan corak?
f.       Pantang larang memakai corak?
1.3  Tujuan
                  Agar mengetahui atau menambah wawasan untuk materi Tradisi Melayu tentang 
        tenun Melayu Riau.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Corak  

Di dalam tradisi Melayu Riau motif atau pola lazimnya di sebut corak, ragi, bentuk dasar,acuan induk, bentuk asal atau gambar asal. Bagi para pengrajin tenun, sulam,tekat dan suji motif lazim pula disebut pengacu,contoh acu atau acu saja.Bagi pengrajin anyaman, motif disebut contoh asal atau gabar induk. Perajin ukiran menyebutnya contoh bentuk atau gambar induk.
Sebutan lain umumnya adalah contoh hiasan atau bentuk hiasan.pemakaiaan kata hiasan mengacu kepada salah satu fungsi motif sebagai unsure hiasan , sedangkan benda yang menjadi hiasan itu disebut perhiasan dalam arti luas.
B.     Sumber Corak

Corak dasar Melayu umumnya bersumber dari alam, flora dan fauna, serta benda-benda angkasa seperti bulan, bintang, atau awan. Benda-benda itulah yang direka bentuk. Ada seperti alaminya, seperti bunga kundur atau bunga hutan, dan ada juga yang diabstrakkan, seperti itik pulang petang, semut beriring, dan lebah bergayut.

Diantara corak-corak tersebut ,yang banyak dipakai adalah yang bersumber pada tumbuh-tumbuhan (flora). Hal ini terjadi karena orang Melayu umumnya beragam islam sehungga corak hewan (fauna) dikhawtirkan menjurus kepada hal-hal yang berbaur “keberhalaan”. Ada pula corak yang bersumber dari bentuk-bentuk yakni wajik, lingkaran kubus,segi dan lain-lain disamping itu sada pula corak dari kaligrafi yang di ambil dari al-qur’an.




C.    Nama-nama corak
Dengan mengacu kepada sumber-sumberyang telah disebutkan diatas, lahirlah nama corak Melayu Riau. Berikut ini nama-nama carak adalah :
1)      Corak dari tumbuh-tumbuhan
a.       Bunga
              Corak bunga jumlahnya relative banyak, diantaranya ialah bunga bakung, bunga melati, bunga kundur, bunga mentimun, bunga hutan, bunga kiambang,bunga cengkih, bunga setaman,bunga serangkai, bunga berseluk,bunga bersanggit,bunga sejurai,bunga kembar,bunga tunggal, kembang selari, bunga-bungaan dan lain-lain.
b.      Kuntum
Corak kuntum antara lain ,ialah kuntum tak jadi, kuntum merekah, kuntum serangkai, kuntum bersanding, kuntum kembar, kuntum berjurai,kuntum jeruju, kuntum standing, kuntum tak sudah, kuntum sejurai dan sebagainya.
c.       Daun
Carak daun diantaranya adalah daun bersusun, daun sirih, daun keladi ,daun bersanggit bunga, susun sirih pengantin, susun sirih sekawan dan daun berseluk.
d.      Buah
Corak yang bersumber dari buah juga banyak terdapat dalam ragam hias Melayu Riau. Diantaranya ialah tampuk manggis, buah hutan, buah delima, buah anggurr, buiah setangkai, pisang-pisang,pinang-pinang, buah kasanek, buah mengkudu,delima merdeka dan lain-laian.
e.       Akar-akaran
Corak yang berasal dari akar-akaran diantaranya ialah kaluk pakis, akar melilit, akar berpilin, akar berjuntai, akar-akaran,belah rotan, pucuk rebung.

2)      Corak dari hewan
a.       Jenis unggas
Corak dari jenis unggas antara lain itik pulang petang ,ayam jantan, ayam bersabung, burung punai,burung bangau, burung serindit, burung balam, siku keluang dan lain-lain.
b.      Jenis hewan melata
Corak dari jenis hewan melata yaitu ular-ularan, ular melingkar, ular tidur, naga-ngaan, naga bersabung, naga berjuang, naga bertangkup dan lain-lain.
c.       Jenis hewan buas
Corak dari jenis hewan buas ialah singa-singaan dan harimau.
d.      Jenis serangga
Corak dari serangga antara lain ialah,semut beriring, lebah bergantung,kupu-kupu,kupu-kupu sepasang, sepatung berkawan.
e.       Jenis hewan air
Corak awan air lazimnya mengambil jenis ikan dan sedikit sekali jenis yang motif ikan lazimnya disebut ikan-ikan dengan variasi ikan bergelut, ikan sekawan ketam, atau siangkak hanyut.
3)      Corak dari jenis benda angkasa
Corak yang bersumber dari benda-benda angkasajuga terdapat dalam ragam hias tenun Melayu Riau. Dianatranya ialah bulan penuh, bulan sabit, bulan temaram, bintang-bintang, bintang bertabur, bintang bersusun dan lain-lain.









D.    Makna dan Falsafah Corak

Ragam motif Melayu mengandung makna dan falsafah yang mengacu kepada sifat asal dari setiap sumber, dipadukan dengan nilai kepercayaan dan budaya, disampai dengan nilai luhur agama Islam.

Ketika dahulu, setiap perajin ukiran ataupun tenunan serta lainnya diharuskan untuk memahami makna dan falsafah yang terkandung dalam setiap ragam motif. Keharusan ini dimaksudkan agar mereka secara pribadi mampu menyerap dan menghayati nilai-nilai yang dimaksud, menyebarluaskan, menunjuk ajar, menempatkan sesuai alur patutnya. Secara umum nilai-nilai hakiki yang terdapat dalam corak-corak melayu sebagai berikut:

a)      Nilai Ketaqwaan kepada Allah
Corak dasar     : Bintang-bintang
Variasi             : Sirih Raja
Filosofi            : Bintang- bintang sirih Raja
                          Tempatnya diatur oleh adat
                          Berkasih saying seiya sekata
                          Sejahtera hidup dunia akhirat
                                           
                                   

Orang Melayu Riau adalah penganut agama Islam yang mana nilai-nilai itu mempengaruhi budaya. Dalam ungkapan adat dikatakan "Berpijak pada Yang Satu" atau "Hidup berselimut adat, mati berkafan iman". Ini tercermin dalam ragam motif bintang-bintang, kaligrafi, dan lain-lain.

b)      Nilai Kerukunan
Corak dasar     : Itik- itik
Variasi             : Itik Sekawan
Filosofi            :Hiasan bernama itik sekawan
                          Dundun- berdundun kemana pergi
                          Bersopan santun mulialah budi
                                       
                              

Kerukunan hidup sangatlah dijunjung tinggi orang Melayu yang tersimpul dalam ragam motif balam dua setengger, akar berpilin, sirih bersusun,kembang setaman, dan lain-lain. kerukunan juga mencerminkan rasa persatuan dan kesatuan, kegotongroyongan dan timbang rasa yang tinggi.
Dapat dilihat pada ragam motif semut beriring, itik pulang petang, bunga berseluk daun, ikan sekawan, dan lain-lain. Sesuai ungkapan "senasib sepenanggungan, seaib, semalu", "yang berat sama dipikul, yang ringan sama dijinjing", "ke laut sama berbasah, ke darat sama berkering", atau "mendapat sama berlaba, hilang sama merugi", bahkan "persebatian iman" atau "perpaduan umat".
Landasan ini semua menyebabkan orang Melayu selalu menerima siapa pun yang datang ke daerah melayu dengan muka jernih dan hati yang bersih. Keterbukaan yang lambat-laun melahirkan masyarakat Melayu yang majemuk dengan kebudayaannya yang majemuk pula.

c)      Nilai Kearifan
Arif dalam menyimak dan bijaksana dalam bertindak menjadi salah satu landasan sifat orang Melayu. "Yang arif menjemput tuah, yangbijak menjemput marwah" terpateri dalam ragam motif burung serindit yang dimitoskan sebagai lambang kearifan dan kebijaksanaan Melayu.

d)     Nilai Kepahlawanan
Corak dasar     :Naga-naga
Variasi             : Kuntum bermain
Filosofi            :Naga-naga kuntum bermain
                          Hiasan untuk kaum bangsawan
                          Berjaga-jaga sebelum bermain
                          Tidakkan tunduk kepada lawan
                                       
                               
Orang Melayu menjunjung tinggi nilai-nilai kepahlawanan seperti dalam ungkapan "esa hilang dua terbilang, tak Melayu Hilang di bumi", "sekali layar terkembang, pantang berbalik pulang", atau "sekali masuk gelanggang, pantang berbalik belakang". Nilai ini juga bermanfaat untuk pemberi semangat dan menaikkan keberanian. Disimpai dalam ragam motif naga berjuang, naga bertangkup, garuda menyambar, ayam jantan, dan lain-lain.






e)      Nilai Kasih Sayang
Corak dasar : Bunga Cengkeh
Variasi          : Bunga cengkeh bersusun
Filosofi          : Hiasan bung cengkeh bersusun
                        Dipakai orang dimana saja
                        Harum nama bersopan santun
                        Perangai terbilang hati mulia
                                     
Sayang menyayangi, hormat menghormati, lemah lembut dan bersih hati menjadi acuan dalam budaya Melayu Riau. Umumnya dilambangkan dalam ragam motif berbentuk bunga seperti bunga bakung, bunga sekuntum, bunga cengkih, bunga mentimun, bunga kundur, bunga kuntum setaman, bunga berjurai, dan lain-lain. Motif bunga dan kuntum menjadi "mahkota" dalam hiasan.



f)       Nilai Kesuburan
Corak dasar     : Pucuk rebung
Variasi             : Rebung bersiku keluang
Filosofi            : Pucuk rebung bersiku keluang
                          Dipakai untuk tenun dan tekat
                          Laba menuntung muka belakang
                                Sampailah pinta terkabul niat
                                                 

Kemakmuran hidup lahiriah dan bathiniah, murah rezeki dan berkembang usaha, yang ujungnya mewujudkan kehidupan yang aman dan damai merupakan kandungan nilai kesuburan. Ragam motif pucuk rebung dan segala variasinya sangat mencerminkan nilai ini.





g)      Nilai Tahu Diri
Corak dasar     : Awan Larat
Variasi             : Kembang beratur
Filosofi            : Awan Larat kembang beratur
                          Ulur- ulur gelar adatnya
                          Kasih lekat hiduppun akur
                         Sampai ke kekubur tali ikatnya
                         Agar hidup salalu akur
                                      
                                                     

Adat mengungkapkan "tahu diri dengan perinya, tahu duduk dengan tegaknya, tahu alur dengan patutnya" yang tercermin dalam ragam motif bulan penuh, kaluk pakis, awan larat beserta segala variasinya.








h)      Nilai Tanggung Jawab
Corak dasar  : siku-siku
Variasi           : kuntum sudut
Filosofi            : Siku-siku berkuntum sudut
                          Di tepi-tepi konon letaknya
                          Tahu malu menjaga mulut
                           Hati bersih pada layaknya
                                          
Siku keluang, akar berjalin menjadi cerminan dari sifat bertanggung jawab orang Melayu dalam kehidupannya sehari-hari.




E.     Pemanfaatan corak
Sebagaimana telah disinggung diatas ,corak dimanfaatkan untuk hamper semua karya atau hasil kerajinan. Manfaat yang lain, corak dapat dianggap menjadi penjabaran nilai-nilai luhur budaya dan norma-norma social masyarakat yang intinya bersumber dari ajaran agama islam.
Selain itu, corak dimanfaatkan pula untuk lambang-lambang tertentu seperti lambang kerajaan atau kesultanan, yang dipakai pada mahkota atau alat kelenglapan penguasa, termasuk istana dan rumah-rumah  para orang besar kerajaan.Lambang-lambang dimaksud, selain menunjukkan identitas khususnya, jhuga dianggap membawa tuah dan berkah yang dapat mengokohkantuah dan daulatannya.

F.     Pantang Larang Pemakaian Corak
Pemakaian corak Melayu Riau banyak pantang larangnya.Yang dipantangkan ialah corak-corak  yang sudah dibakukan menjadi lambang-lambang atau symbol tertentu seperti lambang kerajaan atau lambang yang ditetapkan adat untuk orang atau tempat khuusus .oleh sebab itu, upaya untuk mengembangkan corak Melayu Riau tak kalah dibatasi  bahkann cendrung diberi kebebasan.
Corak yang dijadikan lambang kerajaan yaitu antara lain Muhammad bertangkap (kaligrafi) yakni lambang Kerajaan Siak dan Pelalawan,corak Naga Berjuang yakni hiasan.











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
 Dari pembahasan ragam hias dan tenun melayu dapat kita simpulkan bahwa corak dan ragi sangat berbeda pada tempat penggunaanya dan terdapat makna-makna di setiap corak tenun.




DAFTAR PUSTAKA

Efendi Tenas Haji , Tenun Melayu Riau, Yogyakarta, Balai kajian dan pengembangan budaya melayu, tahun 2003.