TENUN
MELAYU
Dosen
Pembimbing :Tety Kurmalasari,M.Sc
Mata kuliah : Tradisi Melayu
Di
Sussun Oleh :
ISTIQOMAH
130388201050
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat dan karuniaNya
sehingga saya bias menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang Tenun Melayu
.Semoga makalah ini bermanfaat tidak hanya bagi penulis juga bagi pihak-pihak
yang berkepentingan, baik sebagai masukan .
Disadari
bahwa dalam penulisan makalah ini, banyak pihak-pihak yang sudah membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan sangat mengharapkan kepada para
pembaca untuk memberikan segala kritikan dan saran yang bersifat membangun ,
demi suatu kepuasan.
Akhir kata
dengan kerendahan hati semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua, Amin.
Tanjungpinang,15
june 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................................... 2
Daftar isi............................................................................................................................ 3
BAB 1 Pendahuluan
BAB II Pembahasan
a.Pengertian corak.............................................................................................................. 5
b.Sumber corak.................................................................................................................. 5
c. Nama-nama corak.......................................................................................................... 6
d. Makna dan falsafah corak............................................................................................. 8
e. Pemanfaatan corak........................................................................................................ 15
f. Pantang larang pemakaian corak................................................................................... 15
BAB III Penutup
Kesimpulan ...................................................................................................................... 16
Daftar pustaka.................................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aneka ragam tenun dikembangkan manusia,
antara lain untuk memenuhi keperluan hidupnya akan pakaian dan berbagai
keperluan lainnya. Masyarakat Melayu dikenal sebagai masyarakat yang kaya akan
khazanah kebudayaan. Salah satu unsure kebudayaan melayu adalah tenun. Dalam
masyarakat melayu pakaian tidak semata-mata berfungsi untuk melindungi tubuh
dari panas dan dingin.
Pakaian melayu harus memiliki kualitas kecantikan
seri gunung dan seri pantai pakaian harus indah dilihat dari jauh dan indah
dilihat dari dekat. Dengan demikian corak ragi tenun melayu tidaklah dibuat begitu saja ,tetapi
menyandang lambing-lambang tertentu.Sesungguhnya,aneka ragam corak dan ragi
tenunun dapat dimodifikasi sesuai dengan perkembangan zaman.Dengan demikian , perkembangan kain tenunan itu akan selalu sesuai dengan
selera konsumen.
1.2 Rumusan Masalah
a. Pengertian
corak?
b. Sumber
corak ?
c. Nama-nama
corak?
d. Makna
dan falsafah corak?
e. Pemanfaatan
corak?
f. Pantang
larang memakai corak?
1.3 Tujuan
Agar
mengetahui atau menambah wawasan untuk materi Tradisi Melayu tentang
tenun
Melayu Riau.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Corak
Di dalam tradisi Melayu Riau motif atau pola
lazimnya di sebut corak, ragi, bentuk
dasar,acuan induk, bentuk asal atau gambar asal. Bagi para pengrajin tenun,
sulam,tekat dan suji motif lazim pula
disebut pengacu,contoh acu atau acu saja.Bagi
pengrajin anyaman, motif disebut contoh
asal atau gabar induk. Perajin ukiran menyebutnya contoh bentuk atau gambar induk.
Sebutan lain umumnya adalah contoh hiasan atau bentuk hiasan.pemakaiaan
kata hiasan mengacu kepada salah satu fungsi motif sebagai unsure hiasan ,
sedangkan benda yang menjadi hiasan itu disebut perhiasan dalam arti luas.
B.
Sumber
Corak
Corak dasar Melayu umumnya bersumber dari alam,
flora dan fauna, serta benda-benda angkasa seperti bulan, bintang, atau awan.
Benda-benda itulah yang direka bentuk. Ada seperti alaminya, seperti bunga
kundur atau bunga hutan, dan ada juga yang diabstrakkan, seperti itik pulang
petang, semut beriring, dan lebah bergayut.
Diantara corak-corak tersebut ,yang banyak dipakai
adalah yang bersumber pada tumbuh-tumbuhan (flora). Hal ini terjadi karena
orang Melayu umumnya beragam islam sehungga corak hewan (fauna) dikhawtirkan
menjurus kepada hal-hal yang berbaur “keberhalaan”.
Ada pula corak yang bersumber dari bentuk-bentuk yakni wajik, lingkaran
kubus,segi dan lain-lain disamping itu sada pula corak dari kaligrafi yang di
ambil dari al-qur’an.
C.
Nama-nama
corak
Dengan mengacu kepada sumber-sumberyang telah
disebutkan diatas, lahirlah nama corak Melayu Riau. Berikut ini nama-nama carak
adalah :
1) Corak
dari tumbuh-tumbuhan
a. Bunga
Corak bunga jumlahnya relative banyak, diantaranya ialah bunga bakung, bunga melati, bunga kundur, bunga mentimun, bunga hutan, bunga kiambang,bunga cengkih, bunga setaman,bunga serangkai, bunga berseluk,bunga bersanggit,bunga sejurai,bunga kembar,bunga tunggal, kembang selari, bunga-bungaan dan lain-lain.
Corak bunga jumlahnya relative banyak, diantaranya ialah bunga bakung, bunga melati, bunga kundur, bunga mentimun, bunga hutan, bunga kiambang,bunga cengkih, bunga setaman,bunga serangkai, bunga berseluk,bunga bersanggit,bunga sejurai,bunga kembar,bunga tunggal, kembang selari, bunga-bungaan dan lain-lain.
b. Kuntum
Corak
kuntum antara lain ,ialah kuntum tak jadi, kuntum merekah, kuntum
serangkai, kuntum bersanding, kuntum kembar, kuntum berjurai,kuntum jeruju,
kuntum standing, kuntum tak sudah, kuntum sejurai dan sebagainya.
c. Daun
Carak
daun diantaranya adalah daun bersusun, daun sirih, daun keladi ,daun
bersanggit bunga, susun sirih pengantin, susun sirih sekawan dan daun berseluk.
d. Buah
Corak
yang bersumber dari buah juga banyak terdapat dalam ragam hias Melayu Riau.
Diantaranya ialah tampuk manggis, buah hutan, buah delima, buah anggurr, buiah setangkai,
pisang-pisang,pinang-pinang, buah kasanek, buah mengkudu,delima merdeka dan
lain-laian.
e. Akar-akaran
Corak
yang berasal dari akar-akaran diantaranya ialah kaluk pakis, akar melilit, akar berpilin, akar berjuntai,
akar-akaran,belah rotan, pucuk rebung.
2) Corak
dari hewan
a. Jenis
unggas
Corak
dari jenis unggas antara lain itik pulang petang ,ayam jantan, ayam
bersabung, burung punai,burung bangau, burung serindit, burung balam, siku
keluang dan lain-lain.
b. Jenis
hewan melata
Corak
dari jenis hewan melata yaitu ular-ularan, ular melingkar, ular tidur,
naga-ngaan, naga bersabung, naga berjuang, naga bertangkup dan lain-lain.
c. Jenis
hewan buas
Corak
dari jenis hewan buas ialah singa-singaan dan harimau.
d. Jenis
serangga
Corak
dari serangga antara lain ialah,semut beriring, lebah
bergantung,kupu-kupu,kupu-kupu sepasang, sepatung berkawan.
e. Jenis
hewan air
Corak
awan air lazimnya mengambil jenis ikan dan sedikit sekali jenis yang motif ikan
lazimnya disebut ikan-ikan dengan variasi ikan bergelut, ikan sekawan ketam, atau
siangkak hanyut.
3) Corak
dari jenis benda angkasa
Corak
yang bersumber dari benda-benda angkasajuga terdapat dalam ragam hias tenun
Melayu Riau. Dianatranya ialah bulan penuh, bulan sabit, bulan temaram,
bintang-bintang, bintang bertabur, bintang bersusun dan lain-lain.
D.
Makna
dan Falsafah Corak
Ragam motif Melayu mengandung makna dan falsafah
yang mengacu kepada sifat asal dari setiap sumber, dipadukan dengan nilai
kepercayaan dan budaya, disampai dengan nilai luhur agama Islam.
Ketika dahulu, setiap perajin ukiran ataupun tenunan
serta lainnya diharuskan untuk memahami makna dan falsafah yang terkandung
dalam setiap ragam motif. Keharusan ini dimaksudkan agar mereka secara pribadi
mampu menyerap dan menghayati nilai-nilai yang dimaksud, menyebarluaskan,
menunjuk ajar, menempatkan sesuai alur patutnya. Secara umum nilai-nilai hakiki
yang terdapat dalam corak-corak melayu sebagai berikut:
a) Nilai
Ketaqwaan kepada Allah
Corak dasar : Bintang-bintang
Variasi : Sirih Raja
Filosofi : Bintang- bintang sirih Raja
Tempatnya diatur oleh adat
Berkasih saying seiya sekata
Sejahtera hidup dunia akhirat
Orang
Melayu Riau adalah penganut agama Islam yang mana nilai-nilai itu mempengaruhi
budaya. Dalam ungkapan adat dikatakan "Berpijak pada Yang Satu" atau
"Hidup berselimut adat, mati berkafan iman". Ini tercermin dalam
ragam motif bintang-bintang, kaligrafi, dan lain-lain.
b) Nilai
Kerukunan
Corak dasar : Itik- itik
Variasi : Itik Sekawan
Filosofi :Hiasan bernama itik sekawan
Dundun- berdundun kemana pergi
Kerukunan
hidup sangatlah dijunjung tinggi orang Melayu yang tersimpul dalam ragam motif
balam dua setengger, akar berpilin, sirih bersusun,kembang setaman, dan
lain-lain. kerukunan juga mencerminkan rasa persatuan dan kesatuan,
kegotongroyongan dan timbang rasa yang tinggi.
Dapat
dilihat pada ragam motif semut beriring, itik pulang petang, bunga berseluk
daun, ikan sekawan, dan lain-lain. Sesuai ungkapan "senasib
sepenanggungan, seaib, semalu", "yang berat sama dipikul, yang ringan
sama dijinjing", "ke laut sama berbasah, ke darat sama
berkering", atau "mendapat sama berlaba, hilang sama merugi", bahkan
"persebatian iman" atau "perpaduan umat".
Landasan
ini semua menyebabkan orang Melayu selalu menerima siapa pun yang datang ke
daerah melayu dengan muka jernih dan hati yang bersih. Keterbukaan yang
lambat-laun melahirkan masyarakat Melayu yang majemuk dengan kebudayaannya yang
majemuk pula.
c) Nilai
Kearifan
Arif
dalam menyimak dan bijaksana dalam bertindak menjadi salah satu landasan sifat
orang Melayu. "Yang arif menjemput tuah, yangbijak menjemput marwah"
terpateri dalam ragam motif burung serindit yang dimitoskan sebagai lambang kearifan
dan kebijaksanaan Melayu.
d) Nilai
Kepahlawanan
Corak dasar :Naga-naga
Variasi : Kuntum bermain
Filosofi :Naga-naga kuntum bermain
Hiasan untuk kaum bangsawan
Berjaga-jaga sebelum bermain
Orang
Melayu menjunjung tinggi nilai-nilai kepahlawanan seperti dalam ungkapan
"esa hilang dua terbilang, tak Melayu Hilang di bumi", "sekali
layar terkembang, pantang berbalik pulang", atau "sekali masuk
gelanggang, pantang berbalik belakang". Nilai ini juga bermanfaat untuk
pemberi semangat dan menaikkan keberanian. Disimpai dalam ragam motif naga
berjuang, naga bertangkup, garuda menyambar, ayam jantan, dan lain-lain.
e)
Nilai Kasih Sayang
Corak dasar : Bunga Cengkeh
Variasi : Bunga cengkeh
bersusun
Filosofi : Hiasan bung cengkeh bersusun
Dipakai orang dimana
saja
Harum nama bersopan
santun
Sayang menyayangi,
hormat menghormati, lemah lembut dan bersih hati menjadi acuan dalam budaya
Melayu Riau. Umumnya dilambangkan dalam ragam motif berbentuk bunga seperti
bunga bakung, bunga sekuntum, bunga cengkih, bunga mentimun, bunga kundur,
bunga kuntum setaman, bunga berjurai, dan lain-lain. Motif bunga dan kuntum
menjadi "mahkota" dalam hiasan.
f) Nilai
Kesuburan
Corak dasar : Pucuk rebung
Variasi : Rebung bersiku keluang
Filosofi : Pucuk rebung bersiku keluang
Dipakai untuk tenun dan tekat
Laba
menuntung muka belakang
Kemakmuran hidup lahiriah
dan bathiniah, murah rezeki dan berkembang usaha, yang ujungnya mewujudkan
kehidupan yang aman dan damai merupakan kandungan nilai kesuburan. Ragam motif
pucuk rebung dan segala variasinya sangat mencerminkan nilai ini.
g)
Nilai Tahu Diri
Corak dasar : Awan Larat
Variasi : Kembang beratur
Filosofi : Awan Larat kembang beratur
Ulur-
ulur gelar adatnya
Kasih
lekat hiduppun akur
Sampai ke kekubur tali ikatnya
Agar hidup salalu akur
Agar hidup salalu akur
Adat
mengungkapkan "tahu diri dengan perinya, tahu duduk dengan tegaknya, tahu
alur dengan patutnya" yang tercermin dalam ragam motif bulan penuh, kaluk
pakis, awan larat beserta segala variasinya.
h) Nilai
Tanggung Jawab
Corak dasar : siku-siku
Variasi : kuntum sudut
Filosofi : Siku-siku berkuntum sudut
Di tepi-tepi konon letaknya
Tahu malu menjaga mulut
Siku
keluang, akar berjalin menjadi cerminan dari sifat bertanggung jawab orang
Melayu dalam kehidupannya sehari-hari.
E.
Pemanfaatan
corak
Sebagaimana telah disinggung diatas ,corak
dimanfaatkan untuk hamper semua karya atau hasil kerajinan. Manfaat yang lain,
corak dapat dianggap menjadi penjabaran nilai-nilai luhur budaya dan
norma-norma social masyarakat yang intinya bersumber dari ajaran agama islam.
Selain itu, corak dimanfaatkan pula untuk
lambang-lambang tertentu seperti lambang kerajaan atau kesultanan, yang dipakai
pada mahkota atau alat kelenglapan penguasa, termasuk istana dan
rumah-rumah para orang besar
kerajaan.Lambang-lambang dimaksud, selain menunjukkan identitas khususnya,
jhuga dianggap membawa tuah dan berkah yang dapat mengokohkantuah dan
daulatannya.
F.
Pantang
Larang Pemakaian Corak
Pemakaian corak Melayu Riau banyak pantang
larangnya.Yang dipantangkan ialah corak-corak
yang sudah dibakukan menjadi lambang-lambang atau symbol tertentu
seperti lambang kerajaan atau lambang yang ditetapkan adat untuk orang atau
tempat khuusus .oleh sebab itu, upaya untuk mengembangkan corak Melayu Riau tak
kalah dibatasi bahkann cendrung diberi
kebebasan.
Corak yang dijadikan lambang kerajaan yaitu antara
lain Muhammad
bertangkap
(kaligrafi) yakni lambang Kerajaan Siak dan Pelalawan,corak Naga Berjuang yakni
hiasan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan ragam
hias dan tenun melayu dapat kita simpulkan bahwa corak dan ragi sangat berbeda
pada tempat penggunaanya dan terdapat makna-makna di setiap corak tenun.
DAFTAR
PUSTAKA
Efendi Tenas Haji
, Tenun Melayu Riau, Yogyakarta, Balai kajian dan pengembangan budaya melayu, tahun
2003.